Jumat, 16 Desember 2016

KEGIATAN KONSELING KELOMPOK TAHAP II (PERALIHAN)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelayanan konseling yang diluncurkan dengan kerangka kerja kelompok dapat berbentuk Layanan Konseling  Kelompok (KKp) atau Layanan Bimbingan Kelompok (BKp). Kondisi riil di lapangan menunjukkan adanya bahwa Layanan KKp dan/atau BKp ini semakin menjadi unggulan dan primadona dalam keseleruhan penyelenggaraan program konseling. Kondisi ini terjadi karena Layanan KKp dan/atau BKp memiliki beberapa keunggulan mendasar, antara lain : (1) membantu seseorang atau sejumlah orang yang tidak siap dan terbuka secara perorangan menemui konselor, (2) memfasilitasi individu atau sekelompok individu yang lebih berani berbicara dan terbuka saat bersama-sama temannya, (3) dapat melayani sejumlah orang dalam waktu yang bersamaan, (4) menimbulkan keakraban, membangun suasana saling percaya, saling membantu, dan empati diantara sesama anggota kelompok dan konselor, (5) menemukan alternatif pemecahan masalah yang lebih banyak dan bervariasi, karena mengemukanya berbagai pemikiran dari anggota, (6) praktis, dalam arti dapat dilakukan di mana saja, di dalam ruangan atau di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau dirumah konselor, di suatu kantor, atau di ruang praktik pribadi konselor.
Konsekuensi logis dari perspektif yang dideskripsikan di atas adalah adanya tuntutan pelayanan KKp dan atau BKp  yang profesional. Konseling, dalam bentuk perorangan atau kelompok, esensinya  merupakan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang mengahadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan sehari-hari yang efektif (effektive daily living). Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.
Konseling profesional merupakan layanan terhadap klien yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dapat dipertanggungjawabkan dasar keilmuan dan teknologinya. Penyelenggaraan konseling profesional bertitik tolak dari teori dan/atau pendekatan-pendekatan yang dijadikan sebagai dasar acuannya.
Implikasi dari tuntutan ini adalah, para calon konselor profesional perlu dipersiapkan melalui pembekalan terprogram untuk memperoleh pengalaman mengelola KKp dan/atau BKp secara langsung dengan sejumlah kelompok klien yang bervariasi. Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang Konseling kelompok tahap II (Peralihan) dengan judul makalah “ Praktek Konseling Kelompok Tahap II (Peralihan)

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Tema dalam Tahap Peralihan?
2.      Apa tujuan dari Tahap Peralihan?
3.      Apa saja kegiatan dalam Tahap Peralihan?
4.      Apa peranan pemimpin kelompok dalam Tahap Peralihan?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat di tentukan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendekatan pelayanan kelompok. Dan juga membantu pembaca dalam mendapatkan informasi mengenai praktek KKp tahap II (Peralihan)

berminat???
email to : jurnalisid57@gmail.com
or WA :083181076754


KARAKTERISTIK BK



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Prayitno (1995:11) mengemukakan bahwa kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan-kumpulan orang tersebut kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48),bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan kelompok dilakukan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling kelompok), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Dalam bimbingan kelompok terdapat karakteristik bimbingan kelompok, manfaat bimbingan kelompok serta perbedaan perencanaan pelaksanaan dengan sasaran bimbingan kelompok. Untuk lebih mengenal hal tersebut, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam makalah ini dengan judul “    






B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di tentukan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan karakteristik bimbingan kelompok disekolah dan diluar sekolah?
2.      Apa saja manfaat dari bimbingan kelompok?
3.      Apa saja perbedaan perencanaan pelaksanaan dan sasaran bimbingan kelompok?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan penulisannya adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah bimbingan dan konseling serta membantu pembaca dalam mendapatkan informasi seputar bimbingan kelompok
D.    Manfaat Penulis
Berdasarkan tujuan penulisan di atas dapat kita ketahui bahwa manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menggali lebih dalam pengetahuan tentang Konsep dasar bimbingan kelompok. Serta bermanfaat bagi kepentingan pembaca yang ingin mendapatkan informasi seputar Konsep dasar bimbingan kelompok

E.     Metode Pembahasan
Metode pembahasan dari makalah ini adalah dengan menggunakan studi literature serta dengan menggunakan sumber informasi primer yang diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan materi makalah
Metode penyampaian yang penulis gunakan yaitu metode deskriptif yaitu dengan cara menceritakan dan menggambarkan serta menguraikan hal-hal penting yang terkait dengan materi pembahasan makalah

berminat???
email to : jurnalisid57@gmail.com
or WA :083181076754



PENGTEKLAB (PENYIMPANAN, PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DAN BAHAN DALAM LABORATORIUM)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa mata pelajran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari suatu kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di luar  maupun di dalam ruangan. Suatu kegiatan praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA sangat membutuhkan suatu ruang laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen.
Banyak berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar  salah satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya.. Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pihak sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih lanjut peran dan fungsi laboratorium maka dibuatlah makalah ini. Selain itu makalah ini dibuat sebagai salah satu penilaian pada mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah untuk makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi
2.      Bagaimana pengelolaan disiplin laboratorium?
3.      Bagaimana pengadaan alat dan bahan laboratorium?
4.      Bagaimana manajemen laboratorium?
C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat kita ketahui bahwa tujuan  penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Teklab dan juga untuk:
1.      Memahami organisasi
2.      Pengelolaan disiplin
3.      Pengadaan alat dan bahan
4.      Manajemen laboratorium.


berminat???
email to : jurnalisid57@gmail.com
or WA :083181076754

PENGTEKLAB (KESELAMATAN KERJA)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti   melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apa yang di maksud dengan Keselamatan Kerja
2.      Apa saja Sumber Terjadinya Kecelakaan
3.      Bagaimana Pokok – Pokok Tindakan yang harus dilakukan dalam menangani kecelakaan
4.      Bagaimana Pengelolaan Limbah di dalam Laboratorium

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah pengantar teknik labor dan juga  :
1.      Untuk Mengetahui Keselamatan Kerja
2.      Untuk Mengetahui Sumber Terjadinya Kecelakaan
3.      Untuk Mengetahui Pokok – Pokok Tindakan yang harus dilakukan dalam menangani kecelakaan
4.      Untuk Mengetahui Pengelolaan Limbah di dalam Laboratorium


berminat???
email to : jurnalisid57@gmail.com
or WA :083181076754